Senin, 11 April 2016

bayu aji s (3211414017) "Analisis Skalogram"



TUGAS PERENCANAAN WILAYAH
(Analisis Skalogram Kab.Magelang)
Dosen Pengampu :
1.     Dra. Ariyani Indrayati, M.Si



Disusun Oleh : Bayu Aji Santoso (3211414017)
JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG








1.    DASAR TEORI
Permukiman adalah bagian permukaan bumi yang dihuni manusia yang meliputi segala prasarana dan sarana yang menunjang kehidupan penduduk yang menjadi satu kesatuan dengan tempat tinggal yang bersangkutan. Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan permukiman adalah faktor fisik, sosial, budaya, ekonomi,politik dan lain sebagainya. Faktor fisik yang mempengaruhi pertumbuhan permukiman adalah keadaan tanah, hidrologi, iklim, morfologi dan sumber daya lain, faktor fisik mempengaruhi bentuk, kecepatan dan perluasan permukiman. Faktor sosial adalah karakter demografinya,struktur dan organisasi sosial, dan relasi sosial di antara penduduk yang menghuni permukimantersebut. Faktor budaya yang mempengaruhi adalah tradisi setempat, pengetahuan IPTEK. Faktor ekonomi adalah daya beli masyarakat, mata pencaharian, transportasi dan komunikasi. Faktor politik adalah pemerintah dan kebijakan setempat (Sumaatmadja dalam Taufiqurrahman, 2010).
Pada dasarnya suatu daerah terdiri dari dua elemen, yaitu Settlement centers dan Production areas. Settlement centers merupakan tempat yang populasinya adalah di mana orang-orang berada. Unsurnya adalah wilayah perkotaan yang banyak aktivitas dan infrastuktur juga sarananya. Sedangkan Production areas merupakan tempat kegiatan ekonomi yang produksi daerahnya dikonsumsi sendiri oleh daerah tersebut. Unsurnya adalah area pedesaan yang sebagian besar dijadikan tanah pertanian. Analisis mengenai ruang digunakan untuk menguji kondisi yang ada, mengenai sruktur ruangnya yang membahas hirarki tempat pusat dan pengaruh daerahnya.
Analisis hierarki pada suatu kabupaten dapat dilakukan melalui analisis fungsi wilayah. Analisis fungsi wilayah merupakan analisis terhadap fungsi-fungsi pelayanan yang terdapat di wilayah yang diamati. Analisis yang dilakukan menggunakan cara analisis fungsi pemukiman. Analisis yang dilakukan menggunakan instrumen-instrumen fasilitas pelayanan seperti : pendidikan, kesehataan, dan jasa. Oleh karena itu tulisan ini akan menganalisis pusat pelayanan yang ada di Kabupaten Magelang untuk mengetahui pusat permukimannya.
Gambaran Umum Kabupaten Magelang

Kabupaten Magelang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang letaknya berbatasan dengan beberapa kabupaten dan kota, antara lain Kabupaten Temanggung, Kabupaten Semarang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, dan Kota Magelang serta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kabupaten Magelang terletak antara 110o 01’51” dan 110o 26’58” Bujur Timur dan antara 7o19’13” dan 7o42’16” Lintang Selatan.

Batas-batas Wilayah:

·       Sebelah Utara : Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Semarang.
·       Sebelah Timur : Kabupaten Semarang dan Kabupaten Boyolali.
·       Sebelah Selatan : Kabupaten Purworejo dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
·       Sebelah Barat : Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Wonosobo.
·       Di Tengah : Kota Magelang

Analisis Skalogram Guttman
Analisis ini untuk mengidentifikasi pertumbuhan pusat permukiman yang cepat perkembangannya, dan kaitannya dengan pemanfaatan lahan. Untuk itu akan dilakukan analisis terhadap hirarki pusat-pusat permukiman. Salah satu cara yang digunakan yaitu dengan menganalisis kelengkapan sarana dan prasarana dianalisis dengan menggunakan model skalogram Guttman, dengan cara sebagai berikut :
A.    Pusat permukiman diurutkan berdasarkan tingkat kelengkapannya, makin banyak jenis sarana dan prasarana yang dimiliki, pusat permukiman akan ditempatkan pada posisi teratas (baris teratas), dan sebaliknya.
B.    Jenis sarana dan prasarana pusat permukiman diurutkan dalam bentuk kolom dari kiri ke kanan, kolom paling kiri ditempati jenis sarana dan prasarana yang dipunyai oleh semua pusat permukiman yang telah diurutkan, sedangkan kolom terkanan ditempati jenis sarana dan prasarana yang jarang dipunyai oleh pusat permukiman.
Selain melihat hirarki eksistingnya, kecenderungan perkembangan pusat-pusat permukiman diperkirakan berdasarkan fungsi yang telah ditetapkan dalam RTRW Kabupaten. Pada dasarnya RTRW suatu daerah telah menentukan pola dan struktur ruang yaitu menentukan fungsi kawasan sesuai dengan kondisi dan peruntukannya.















2.    ANALISIS SKALOGRAM DI KAB. MAGELANG
Berikut ini akan dibahas tentang analisis pusat permukiman di Kabupaten Magelang dengan menggunakan metode analisis skalogram. Dalam menentukan pusat permukiman tersebut digunakan perhitungan sebagai berkut:
Range/Jangkauan            = Jumlah Terbesar-Jumlah Terkecil
= 220-111
=109
Orde pusat permukiman dibuat 4 orde yaitu I,II,III, dan IV dengan pertimbangan semua nilai masuk ke dalam kelas tersebut.
Interval kelas = range : orde
           = 109: 4
           = 27.25
Dari hasil analisis hirarki jumlah fasilitas pelayanan di Kabupaten Magelang dengan menggunakan metode  skalogram dapat di ketahui bahwa kecamatan yang menjadi pusat permukiman berada di Kecamatan Borobudur. Hal ini dapat dilihat dari tabel hirarki bahwa Kecamatan Borobudur mempunyai skor tertinggi yang artinya bahwa secara fasilitas Kecamatan Borobudur lebih lengkap dari pada kecamatan lain. Mengingat bahwa Kecamatan Borobudur merupakan kawasan pariwisata yang berada di kawasan Ibu Kota Kabupaten sehingga sangat wajar jika bayak fasilitas pelayanannya. Akan tetapi ada beberapa kecamatan yang juga mempunyai fasilitas cukup lengkap yaitu kecamatan Salaman dan Muntilan, sehingga kedua kecamatan tersebut juga bisa dikatan sebagai pusat permukiman namun secara hirarki berada pada urutan ke-1. Hal ini disebabkan kecamatan Muntilan penghubung jalur Provinsi Jawa Tengah dengan Provinsi D.I.Y sedangkan kecamatan Salaman merupakan kawasan industry di kabupaten Magelang kecamatan. Selain itu pusat pemukiman yang berada pada tingkat hirarki rendah berada pada kecamatan yang terletak dibagian utara yaitu kecamatan Ngablak yang secara hirarki berada di urutan ke-3. Fasilitas pelayanan masih kurang lengkap karena berada jauh dari pusat kegiatan dan berada di lereng Pegunungan (Merbabu) yang bergerak pada sector pertanian. Hal serupa juga dapat dilihat pada kecamatan yang terletak disebelah barat yaitu kecamatan Kaliangkrik. Dimana kondisi geografisnya berupa pengunungan (Sindoro dan Sumbing). Kecamatan dengan hirarki terandah yaitu kecamatan ngluwar walaupun secara geografis terletak di jalur Jawa Tengah-D.I.Y namun kecamatan Ngluwar sarana dan prasarana jauh tertinggal dari kecamatan lain.







3.    KESIMPULAN


Dengan mengetahui pusat permukiman yang ada di Kabupaten Magelang maka dapat dijadikan acuan untuk pembangunan terhadap kecamatan yang minim akan fasilitas pelayanan. Fasilitas pelayanan merupakan hal yang sangat penting untuk mendukung perekonomian masyarakat. Semakin lengkap fasilitas pelayanan maka semakin bayak orang yang bermukim di daerah tersebut. Untuk itu sebagai masukan untuk Pemerintah Kabupaten Boyolali hendaknya berupaya untuk menambah fasilitas pelayan terutama di kecamatan yang masih minim fasilitasnya. Sehingga masyarakat yang  bermukim di daerah tersebut tidak migrasi ke daerah yang lengkap fasilitasnya. Dengan demikian orang akan tetap bermukim dan kegiatan perekomian akan berjalan semakin pesat.






















DAFTAR PUSTAKA
Magelang, B. K. (2014). Magelang  dalam Angka 2014. Magelang: BPS Kabupaten Magelang.
Sumaatmaja, N. (1988). Studi Geografi Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung: Alumni.
https://tambahrejo.wordpress.com/2012/09/10/analisis-pusat-permukiman-kabupaten-magelang-menggunakan-metode-skalogram







ANALISIS TABEL SKALOGRAM KABUPATEN MAGELANG
No
Kecamatan
Kantor
SD
SMP
SMA
Koperasi
Masjid
Puskesmas
Gereja
RSU
Perguruan
Jml
Hirarki
Desa
Tinggi
Fasilitas
1
Salaman
20
35
11
2
14
130
2
4
0
0
218
I
2
Borobudur
20
31
8
1
16
137
1
6
0
0
220
I
3
Ngluwar
8
20
3
2
4
70
1
3
0
0
111
IV
4
Salam
12
20
6
1
8
98
1
5
0
0
151
III
5
Srumbung
17
29
6
1
11
120
1
7
0
0
192
II
6
Dukun
15
29
5
2
7
142
1
8
0
0
209
I
7
Muntilan
14
38
13
6
14
115
2
9
1
0
212
I
8
Mungkid
16
28
7
2
13
126
1
11
0
0
204
I
9
Sawangan
15
31
7
1
5
97
2
15
0
0
173
II
10
Candimulyo
19
28
4
2
6
95
1
7
0
0
162
III
11
Mertoyudan
13
42
10
4
9
123
3
13
0
1
218
I
12
Tempuran
15
24
6
0
8
110
1
4
0
0
168
II
13
Kajoran
29
29
3
0
5
135
2
6
0
0
209
I
14
Kaliangkrik
20
26
4
1
6
121
1
7
0
0
186
II
15
Bandongan
14
28
5
2
7
129
1
9
0
0
195
I
16
Windusari
20
22
2
0
10
108
1
3
0
0
166
II
17
Secang
19
25
5
3
11
125
2
7
0
1
198
I
18
Tegalrejo
21
27
4
0
13
138
1
2
0
0
206
I
19
Pakis
20
31
6
1
12
96
1
5
0
0
172
II
20
Grabag
28
38
5
4
19
114
2
6
0
0
216
I
21
Ngablak
16
23
4
0
5
94
1
7
0
0
150
III




JUMLAH FASILITAS
371
604
124
35
203
2423
29
144
1
2
3936

ORDE I
>192.75-220
ORDE II
>165.5-192.75
ORDE III
>138.25-165.5
ORDE IV
>=111-138.25










Tidak ada komentar:

Posting Komentar