Nama: Azima Idzni Rusydina
NIM: 3211414010
Bakteri
merupakan makhluk hidup yang dapat berkembang biak dengan mudah. Hal ini dapat
tercermin dari keberadaannya di semua lingkungan dalam jumlah yang sangat
banyak. Bakteri dapat berkembang biak dengan cara membelah diri. Proses
pembelahan diri pada bakteri terjadi secara biner melintang. Pembelahan biner
melintang adalah pembelahan yang diawali dengan terbentuknya dinding melintang
yang memisahkan satu sel bakteri menjadi dua sel anak. Dua sel bakteri ini
mempunyai bentuk dan ukuran sama (identik).
Bakteri merupakan organisme mikroskopis yang sering
kita temui dalam kehidupan sehari hari. Di dalam tubuh kita terdapt ribuan
bahkan bisa sampai jutaan bakteri. Di dalam 1 liter susu terdapat 100 juta
bakteri. Bisa dibayangkan bagaimana cepatnya pertumbuhan dari bakteri.
Perkembangbiakan dengan cara membelah merupakan perkembangbiakan bersifat
aseksual. Hal ini disebabkan tidak terjadi pertukaran gen antara satu individu
dan individu lain dalam menghasilkan sel anak.
Bakteri tidak melakukan pembiakan seksual yang sebenarnya,
seperti yang terjadi pada makhluk hidup eukariot. Hal ini karena pada bakteri
tidak terjadi penyatuan sel kelamin. Meskipun demikian, pada bakteri terjadi
juga pertukaran materi genetik antara satu sel dan sel pasangannya seperti yang
terjadi pada pembiakan seksual sel eukariot. Oleh karena itu, perkembangbiakan
bakteri yang terjadi dengan cara ini disebut perkembangbiakan paraseksual. Ada
tiga cara perkembangbiakan paraseksual yang dapat terjadi pada bakteri, yaitu
transformasi, konjugasi, dan transduksi.
TRANSDUKSI
Proses transfer gen
bakteri melalui perantara virus dinamakan transduksi. Virus yang menyerang
bakteri disebut bakteriofage, atau disebut juga fage. Fenomena ini pertama
ditemukan oleh Lederberg dan Zinder
pada tahun 1952. Fage terdiri dari dua jenis yang
memiliki siklus hidup berbeda, yaitu fage virulen dan fage temperate. Kedua
fase ini berkaitan dengan cara virus mentransduksi bakteri. Fage virulen adalah
fage yang dengan segera lisis dan mematikan inangnya. Sedangkan fage temperate
hidup di dalam inangnya dalam waktu tertentu tanpa mematikannya. Profage adalah
fage yang DNAnya terintegrasi (bergabung) dengan kromosom inang. Fage yang
dapat melakukan transduksi sehingga menyebabkan rekombinasi adalah fage
temperate. Hal tersebut dikarenakan fage temperate dapat membuat bakteri tetap
hidup sebagai bakteri lisogenik atau sebagai profage. Fage virulen tidak dapat
menjadi profage karena selalu litik.
Pada
waktu DNA fage dikemas di dalam pembungkusnya untuk membentuk bakteri-bakteri
fage baru, DNA fage tersebut dapat membawa sebagian dari DNA bakteri yang telah
menjadi inangnya. Selanjutnya, bila fage menginfeksi bakteri lainnya, maka fage
akan memasukkan DNA-nya yang mengandung sebagian dari DNA bakteri inang
sebelumnya. Dengan demikian, fage tidak hanya memasukkan DNA-nya sendiri ke
dalam sel bakteri yang diinfeksinya, tetapi juga memasukkan DNA dari bakteri
lain yang ikut terbawa pada DNA fage. Jadi, secara alami fage memindahkan DNA
dari satu sel bakteri ke bakteri lainnya.
Ada dua macam
transduksi yaitu transduksi umum dan transduksi khusus. Pada transduksi umum,
fage dapat membawa bagian kromosom manapun dari bakteri, sedangkan pada
transduksi khusus hanya bagian tertentu saja yang dapat dibawa oleh fage.
1. Transduksi umum
Tipe transduksi ini terjadi bila suatu fage tenang
memindahkan gen yang manapun dari kromosom bakteri atau plasmid. Dalam
transduksi umum, pada saat fage memulai siklus litik enzim-enzim virus
menghidrolisis kromosom bakteri menjadi banyak potongan kecil DNA. Transduksi
telah dipertunjukan pada spesies bakteri. Proses ini merupakan suatu alat yang
ampuh untuk mengembangkan galur-galur bakteri baru, memetakan kromosom bakeri,
dan untuk banyak percobaan genetic lainnya.
Fage transduksi
dimulai dengan adanya sel inang yang diinjeksi fage. Partikel-partikel fage
yang baru terbentuk di dalam sel inang dan kromosom inang hancur. Salah satu
partikel fage yang terbentuk membawa fragmen DNA bakteri secara random dan
disimpan di dalam kepala fage tersebut.
Hal tersebut terjadi karena enzim endonuklease yang berperan dalam
pengemasan DNA fage tanpa sengaja mengemas DNA inang.
Ketika sel inang
mengalami lisis, partikel transduksi dilepaskan bersama-sama dengan fage
normal. Partikel transduksi tidak dapat
mereplikasi diri, tetapi dapat mempengaruhi sel lain jika menginjeksi sel inang
baru. Kromosom sel inang dapat mengalami rekombinasi dengan DNA yang dibawa
partikel transduksi. Rekombinasi terjadi karena adanya allel sifat yang sama
baik dari DNA inang maupun DNA yang dibawa oleh fage. Bakteri yang dapat
mengalami transduksi umum contohnya Salmonella
thypimurium.
Gambar 1. Proses transduksi umum pada bakteri
Gambar 2. Transduksi umum pada bakteri
2. Transduksi
Khusus
Transduksi
khusus biasanya terjadi pada daerah spesifik pada kromosom inang yang
terintegrasi langsung dengan genom fage. Hanya gen bakteri yang dekat dengan
titik penempelan saja yang bisa terintegrasi dengan genom fage. Hal ini terjadi
pada fage temperate tertentu.
Fage
transduksi khusus ini terbentuk karena adanya kesalahan saat rekombinasi eksisi
dari profage. Karena DNA profage terikat dengan DNA inang, maka proses
replikasi dikendalikan oleh inang. Kebanyakan DNA fage diekspresikan pada saat
fage berada dalam fase profage.
Pada
induksi profage, genom fage terpisah dari DNA inang. Proses ini disebut eksisi.
Eksisi akan membentuk fage, prosesnya mirip dengan pembentukan plasmid. Pada
eksisi yang biasa terjadi, yang akan lepas dari DNA inang hanyalah DNA fage itu
sendiri. Tetapi pada beberapa fenomena, fage yang terbentuk yang membawa
gen-gen inang yang berada di sebelahnya. Contohnya adalah profage ʎ yang
terintegrasi diantara gen gal dan bio pada kromosom E. coli dapat membawa gen
gal dan bio bersama DNA fage saat proses eksisi. Setelah fage terpisah dari
DNA inang, fage berreplikasi hingga sel induk lisis. Fage yang membawa gen
inang merupaka fage defektif yang dapat mengakibatkan rekombinasi pada sel yang
dijadikan inang baru.
Gambar 3. Proses transduksi
khusus pada bakteri
Gambar 4. Transduksi khusus pada bakteri
Daftar Pustaka
http://rudy-indranatan.blogspot.co.id/2012/04/transduksi-pada-bakteri.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar