REVIEW REMBULAN
TENGGELAM DIWAJAHMU
Diupload Oleh: Timami Sabila ( 3211414018 )
Dari judulnya saja “Rembulan tenggelam di wajahmu"
sungguh saya menemukan keindahan makna. Kita semua tentu pernah liat bulan.
Kita pasti senang melihatnya terutama saat purnama. Serta proses
transformasinya. Bagaimana purnama yang menyabit dan bulan sabit yang
mempurnama. Buku ini mengisahkan tentang perjalan hidup seorang anak manusia
bernama Rehan, bagaimana awal kisah hidupnya di panti asuhan yang sangat
memuakkan, tanpa tahu asal usulnya, kemudian besar di universitas kehidupan
bernama terminal, kereta api, konstruksi, bisnis dll. Penuh asam garam
kehidupan menjadi pengamen, penjudi, pencuri, kepala keluarga dan bisnisman.
Penuh arti tentang solidaritas, kebersamaan, perjuangan hidup, percintaan dan
makna hidup. Rehan yang akhirnya sukses menjadi konglomerat namun merasa hampa
tentang hidupnya, mengutuk hidupnya. Sampai akhirnya sakit dan sekarat
dipertemukan oleh malaikat yang mencoba melihat napak tilas kehidupannya,
menjawab pertanyaan-pertanyaan rehan tentang hidupnya dan akhirnya menuju ke
penyadaran tentang arti hidup.
Rehan Raujana adalah nama pemberian dari ibu pantinya yang
sudah meninggal dunia. Rehan yang mempunyai lima pertanyaan besar dalam
hidupnya yang tak bisa ia jawab. Nah, sejak kecil Rehan tinggal di sebuah panti
asuhan yang sangat dibencinya. Di panti itu Rehan termasuk anak yang nakal, ia
selalu berontak yang ia sebut sebagai “penjaga panti sok suci”, ia menyebutnya
demikian karena kepribadian penjaga pantinya itu memang sok suci. Bagaimana
tidak, penjaga pantinya selalu mendapatkan uang dari para dermawan yang
seharusnya untuk anak panti, tapi ia menyimpannya untuk tabungan umrohnya.
Sudah begitu, si penjaga panti itu juga bersikap kasar kepada semua anak panti.
Tapi walaupun Rehan termasuk anak nakal, tapi sebenarnya ia adalah anak yang
baik. Selama di panti, Rehan mempunyai pertanyaan besar “Apakah aku tidak
memiliki kesempatan untuk memilih pada saat aku dilahirkan?”. Ia suka memandang
rembulan, yang seakan mengerti kesedihannya.
Suatu hari, sesuatu terjadi di panti yang menyebabkan Rehan
kabur dari panti asuhan itu dan menjadi anak jalanan. Sebelum kabur, ia sempat
mencuri di kantor kepala panti dan menemukan sepotong koran lusuh yang menjadi
petunjuk penting masa lalunya. Sebagai anak jalanan, ia mengubah namanya
menjadi Rey. Rey menjadi preman yang setiap malam tidur di emperan toko di
sudut terminal. Uang hasil mencuri dari kantor kepala panti itu ia gunakan
untuk berjudi dan mabuk-mabukan. Dan saat ia berjudi dan menang besar, hal itu
menjadikan ia mendapatkan masalah besar, ia ditikam oleh beberapa preman yang
tidak dikenal. Ia dilarikan ke rumah sakit di ibukota.
Di
ibukota ia mendapatkan kehidupan yang baru. Setelah keluar dari rumah sakit, ia
ditampung disebuah rumah yang disebut Rumah Singgah. Di rumah itu ia bertemu
dengan anak-anak jalanan lainnya yang mempunyai mimpi-mimpi besar dalam
hidupnya. Ia juga berkesempatan untuk sekolah. Rey sebenarnya anak yang pandai,
karena itu ia cepat lulus sekolah khusus itu. Setiap malam ia sering naik atap
rumah singgah untuk melihat bulan, kebiasaannya melihat bulan belum hilang.
Kehidupannya berangsur-angsur membaik, dan ketika suatu saat teman-teman rumah
singgah mendapatkan banyak masalah karena Rey, Rey memutuskan untuk pergi dari
rumah singgah itu. Ia kembali mempunyai pertanyaan baru “Apakah hidup ini
adil?” karena orang yang lemah selalu ditindas.
Semenjak Rey pergi dari Rumah Singgah, Rey mengamen di
gerbong-gerbong kereta. Setelah dirasa uangnya cukup untuk menyewa tempat
tinggal, ia menyewa sebuah rumah petak yang dekat dengan sungai pembuangan
sampah, bau memang, tapi tidak masalah untuk Rey. Di tempat tinggal barunya,
terdapat sebuah tower air yang sering ia panjat untuk menyendiri dan melihat
rembulan. Walaupun kehidupannya baru, tapi ia tidak lupa dengan jasa teman-temannya
di Rumah Singgah. Ia sering mengunjungi Rumah Singgah walaupun
sembunyi-sembunyi, ia hanya ingin tahu bagaimana keadaan mereka.
Kehidupannya berubah drastis ketika ia ikut dalam pencurian
berlian seribu karat yang ditinggalkan rekan mencurinya di tower air. Rekan
mencurinya tertangkap oleh polisi dan sudahdihukum mati. Setelah hukuman mati
itu, Rey kembali ke kampung halamannya. Dia bertemu dengan seorang gadis
bernama Fitri yang ditemuinya di gerbong makan, ia jatuh cinta pada gadis itu.
Di kampung halamannya, ia bekerja sebagai buruh bangunan
yang karena kecerdasannya ia perlahan-lahan naik jabatan menjadi kepala mandor.
Ia menjadi mandor yang baik, yang membaur dengan buruh-buruh yang lain. Ia
bertemu kembali dengan gadis yang ditemuinya di gerbong kereta. Gadis yang
penyayang anak-anak itu teryata juga memiliki perasaan yang sama dengan Rey.
Walaupun Rey sempat marah saat ia tahu bahwa gadis yang sangat dicintainya itu
adalah seorang wanita yang tidak baik. Pada akhirnya ia menerima keadaan gadis
itu karena sangat mencintainya. Kemudian ia menikah, keluarga yang bahagia, ia
membeli sebuah rumah kecil di dekat pantau. Istrinya hamil namun keguguran.
Kesedihan sempat ada, namun hari berganti dan istrinya hamil lagi. Namun takdir
berkata lain, istrinya keguguran lagi. Istrinya juga meninggal waktu itu. Bisa
membayangkan betapa sakitnya hati Rey? Karena itu, ia memiliki satu pertanyaan
lagi “Mengapa Tuhan tega mengambil milikku satu-satunya?”.
Kesedihannya membuatnya tak sanggup lagi tinggal di rumah
yang penuh kenangan dengan istri tercintanya. Rey menjual rumahnya dan pergi ke
Ibukota. Ia pergi ke tower air yang sering ia panjat untuk melihat bintang. Ia
menemukan berlian yang ditinggalkan rekannya di tower air dan menjadikannya
modal untuk membangun sebuah bangunan untuk istrinya yang menjadi awal karir
barunya. Ia menjadi seorang pengusaha sukses. Menjadi orang yang kaya. Namun
diantara harta yang ia miliki, ia tetap merasa sendiri. Itulah pertanyaannya
selanjutnya. “Mengapa aku merasa hampa padahal aku telah memiliki segalanya?”.
Hari berganti, Rey telah berhasih membuat beberapa bangunan.
Namun tiba-tiba ia jatuh sakit, sakit parah. Ia mengalami sakit komplikasi,
kata dokter karena ia kurang olahraga. Padahal ia selalu menjaga kesehatan,
bahkan naik-turun tangga selama ia mengerjakan proyek sudah lebih dari cukup
jika dibilang olahraga. Rey harus keluar masuk rumah sakit untuk itu. Dan
muncullah pertanyaan terakhir “Mengapa takdir sakit mengungkungku, dan didak
langsung mati saja?” karena mungkin dia merasa lebih baik langsung mati saja
daripada harus menderita sakit itu.
Disaat ia sakit, Rey diberikan sebuah kesempatan. Kesempatan
itu seperti memutar kembali semua kisah hidupnya sejak ia kecil sampai ia jatuh
sakit. Dalam kesempatan itu ia didampingi oleh seseorang yang disebut dalam
novel ini sebagai “orang berwajah-ramah”. Kesempatan itu diberikan kepadanya
hanya karena dia tanpa ia sadari memuji rembulan yang selalu membuatnya merasa
tenang, sehingga tanpa ia sadari ia memuji ciptaan Tuhan.
Kesempatan itu menjawab semua pertanyaan besar dalam
hidupnya. Yang pada dasarnya kehidupan adalah sebuah proses sebab
akibat. Sesuatu yang kita kerjakan mungkin adalah sebab bagi orang lain.
Kehidupan ini saling berkesinambungan. Jangan melihat suatu hal dari satu sisi
saja, namun juga dari sisi yang lainnya. Jika kita ditinggalkan oleh seseorang,
jangan melihat dari sisi kita sendiri yang ditinggalkan, tapi juga dari sisi
orang yang meninggalkan kita. Mungkin orang yang meninggalkan kita akan
mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Berfikir positif terhadap segala hal.
Itu adalah pesan yang disamaikan oleh Tere-Liye dalam novel ini. Sangat
sederhana namun penuh makna.
berikut saya coba tuliskan kembali penggalan
cerita tentang pemahat dalam buku Karya Tere Liye ini:
”
Dulu pernah hidup dua pemahat hebat,, Mereka terkenal hingga diundang Raja
berlomba di istananya. Mereka diberi sebuah ruangan besar dengan tembok-tembok
batu berseberangan. Persis di tengah ruangan dibentangkan tirai kain. Sempurna
membatasi, memisahkan sehingga pemahat yang satu tidak bisa melihat pemahat
yang lain. Mereka diberikan waktu seminggu untuk membuat pahatan yang paling
indah yang bisa mereka lakukan di tembok batu masing-masing.
“Kau
tahu apa yang terjadi? Pemahat pertama, memutuskan menggunakan seluruh pahat,
alat-alat, dan berbagai peralatan lainnya yang bisa dipergunakan untuk membuat
pahatan indah di tembok batunya. Dia juga menggunakan cat-cat warna,
hiasan-hiasan, dan segalanya. Orang itu terus memahat berhari-hari, tidak
mengenal lelah, hingga akhirnya menghasilkan pahatan yang luar biasa indah.
Siapapun yang melihatnya sungguh tak akan bisa membantah betapa indah pahatan
itu.
“Tirai
kemudian dibuka, tercenganglah pemahat pertama. Meski dia sudah bekerja keras
siang malam, persis di hadapannya, pemahat kedua ternyata juga berhasil memahat
dinding lebih indah darinya. Berkilau indah. Berdesir si pemahat pertama.
Berseru kepada Raja, dia akan menambah elok pahatannya! Berikan dia waktu! Dia
akan mengalahkan pemahat kedua. Maka tirai ditutup lagi. Tanpa henti pemahat
pertama mempercantik dinding bagiannya, berhari-hari. Hingga dia merasa
saingannya tidak akan bisa membuat yang lebih indah dibandingkan miliknya.
”
Tirai dibuka untuk kedua kalinya. Apa yang dilihat pemahat pertama? Sungguh dia
terkesiap. Ternganga. Dinding disebelahnya lagi-lagi elok memesona. Dia
berdesir tidak puas. Berteriak minta waktu tambahan lagi. Begitu saja
seterusnya, hingga berkali-kali. Pemahat pertama terus meminta waktu tambahan,
dan dia selalu saja merasa dinding batu miliknya kalah indah dibandingkan milik
pemahat kedua.
“Tahukah
kau, Ray, pemahat kedua sejatinya tidak melakukan apa pun terhadap dinding
batunya. Dia hanya menghaluskan dinding itu secemerlang mungkin, membuat
dinding itu berkilau bagai cermin. Hanya itu . . . Sehingga setiap kali tirai
dibuka, dia sempurna hanya memantulkan hasil pahatan pemahat pertama.
“Ray,
itulah beda antara orang-orang yang keterlaluan mencintai dunia dengan
orang-orang yang bijak menyikapi hidupnya. orang-orang yang terus merasa
hidupnya kurang maka dia tidak berbeda dengan pemahat pertama, tidak akan
pernah merasa puas. Tapi orang bijak, orang-orang yang berhasil menghaluskan
hatinya secemerlang mungkin, membuat hatinya bagai cermin, maka dia bisa merasakan
kebahagian melebih orang terkaya sekalipun.
Daftar
Pustaka
Anonim.2009.Rembulan Tenggelam di Wajahmu. http://www.goodreads.com/book/show/1376124.Rembulan_Tenggelam_Di_Wajahmu
Ari,
Alfina.2013.Rembulan Tenggelam di Wajahmu.
http://impianphiena.blogspot.co.id/2013/03/sinopsis-novel-rembulan-tenggelam-di.html
Sihotang,
Ahsan.2013.Rembulan Tenggelam di Wajahmu.
http://ahsansihotang.com/buku/rembulan-tenggelam-di-wajahmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar